Incar Generasi Milenial, Asiana Lansir Dua Proyek Tahun Depan

JAKARTA, KOMPAS.com - Kendati perekonomian masih melambat di angka 5,1-5,3 persen, namun Asiana Group tetap optimistis untuk terus melahirkan proyek-proyek baru.

Mereka berencana memperkenalkan kepada publik dua proyek teranyarnya, TBS di koridor TB Simatupang, dan Twosenopati di kawasan Senopati, Jakarta Selatan, pada Februari 2017 mendatang.

"Untuk segmen tertentu, seperti kelas mewah, pasarnya memang masih sulit. Namun, pasar lainnya seperti menengah dan menengah atas masih terus bergerak," ujar Presiden Direktur Asiana Group Loemongga Haoemasan kepada Kompas.com, Kamis (15/12/2016). 

Pasar menengah dan menengah atas, lanjut Loemongga, punya karakter tersendiri. Terlebih banyaknya generasi milenial yang sudah mempunyai bisnis sendiri (business owner) dari ranah rintisan (start-up), dan juga industri kreatif.

Baca: Asiana Group Wakili Indonesia di South East Asia Property Awards 2016

Preferensi mereka adalah memiliki dan tinggal di apartemen yang dekat dengan tempat kerjanya. Mereka tidak mau membuang waktu di perjalanan, dan ingin gaya hidup praktis.

"Tak mau direpotkan urusan rumah tangga yang ribet. Kalau tinggal di apartemen semua sudah ditangani pengelola gedung," tambah Loemongga.

Generasi milenial pada segmen ini punya kemampuan finansial dan daya beli (spending power) di atas generasi milenial segmen profesional. 

Baca: Lima Tahun Lagi, Generasi Milenial Terancam Tidak Bisa Membeli Rumah

"Penghasilannya lebih dari Rp 25 juta per bulan. Dan ini populasinya banyak. Mereka kami anggap pangsa pasar yang sangat potensial," sebut Loemongga.

Generasi milenial pemilik bisnis ini menjadi sasaran Asiana untuk proyek TBS. Karena itu, harga unit apartemen TBS dirancang lebih murah ketimbang Twosenopati yakni mulai dari Rp 1,2 miliar untuk luas terkecil 35 meter persegi.

Selain apartemen, Asiana melengkapi TBS dengan perkantoran, dan ruang ritel yang akan diisi pusat kebugaran, restoran, kafe, dan pusat aktivitas lainnya.

 

Untuk tahap awal dikembangkan satu menara dengan luas bangunan 18.000 meter persegi dengan apartemen sebanyak 162 unit, dan kantor 70 unit.

 

Sementara Twosenopati didesain dua menara, masing-masing terdiri dari 114 unit dengan luas terkecil 80 meter persegi.

"Harganya mulai dari Rp 55 juta per meter persegi atau Rp 4 miliar per unit," terang Loemongga. 

1,8 Triliun

Untuk merealisasikan pembangunan kedua proyek tersebut, Asiana harus merogoh kocek senilai Rp 1,8 triliun atau masing-masing senilai Rp 900 miliar untuk investasi. Angka ini sudah termasuk pembelian tanah. 

Baca: Asiana Group Bidik Rp 4 Triliun dari Tiga Proyek

Dana investasi ini, kata Loemongga, berasal dari ekuitas perusahaan, pinjaman perbankan sebanyak 30 persen, dan pembelian konsumen.

"Kami konservatif. Untuk pinjaman perbankan diusahakan tidak lebih dari 30 persen untuk seluruh proyek," pungkas Loemongga.

 

source : http://properti.kompas.com/read/2016/12/15/134402121/incar.generasi.milenial.asiana.lansir.dua.proyek.tahun.depan

Grup Asiana Siapkan Dua Proyek Apartemen High End

Investasi setiap aparteman mencapai Rp900 miliar.

 

VIVA.co.id – Menghadapi 2017, Asiana Group berencana menggarap dua proyek apartemen untuk segmen menengah ke atas, yakni Twosenopati di Jalan Senopati Dalam II dan TBS di wilayah TB Simatupang, tepat di seberang Kementerian Pertanian.

Presiden Direktur Asiana Group, Loemongga Haoemasan, yakin kedua proyek ini akan mampu menarik perhatian publik dengan kualitas unit-unit apartemen dan perkantoran yang berkelas internasional.

"Khususnya untuk proyek Twosenopati, kami menggunakan firma desain global Woods Bagot yang juga menangani Taipei 101 Building dan Grosvernor House Apartemen di London," kata Loemongga di kantornya, kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis 15 Desember 2016.

Loemongga menjelaskan, konsep suites apartemen di proyek Twosenopati ini luasannya sekitar 70 meter-80 meter untuk tipe satu bedroom, dan 120 M2 dengan tipe dua bedroom plus satu ruang tambahan. "Harga per unitnya kira-kira Rp3,5 miliar-Rp4 miliar. Jadi bank untuk pinjaman segitu  masih percaya diri," kata Loemongga.

Sementara untuk proyek TBS, luas per unitnya sekitar 35 meter untuk tipe studio dengan kisaran harga Rp1,2 miliar, 50-70 meter untuk tipe satu kamar tidur dengan kisaran harga Rp2 miliar, dan 120 M2 untuk tipe dua kamar tidur dengan kisaran harga Rp4 miliar.

"Untuk proyek TBS konsepnya mix use antara retail-office-apartemen. Jumlah total apartemennya ada 162 unit, dan office ada 70 unit dengan luasan rata-ratanya 100 meter," ujarnya.

Diketahui, total investasi Asiana Grup untuk proyek Twosenopati dan BTS apartemen ini masing-masing mencapai Rp900 miliar untuk dua tower termasuk tanah dan konstruksi.

Sementara, proses penjualan untuk kedua apartemen tersebut akan dimulai pada Februari 2017, dan pembangunannya akan dimulai pada Juni di tahun yang sama.

 

source : http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/859804-grup-asiana-siapkan-dua-proyek-apartemen-high-end

Asiana siapkan Rp 4,25 triliun garap tiga proyek

JAKARTA. PT Asiana Lintas Development menyiapkan investasi senilai Rp 4,25 triliun untuk pembangunan proyek-proyek yang akan dimulai tahun depan.

Presiden Direktur Asiana Lintas Developmentt Loemongga Haoemasan mengatakan, tahun depan, akan meluncurkan tiga proyek di kawasan Jabodetabek. Salah satunya, proyek miltifungsi atau mixed used bernama TBS di kawasan bisnis TB Simatupang, Jakarta Selatan.

Untuk tahap pertama, TBS akan dibangun satu tower yang terdiri dari di 162 unit apartemen unit, perkantoran berjumlah 70 unit, dan ritel food and beverage (F&B). "Biaya konstruksi untuk tahap pertama sekitar Rp 350 miliar. Dana tersebut untuk operasional dan lain-lain dan di luar tanah," ujar Loemongga, Jakarta, Kamis (15/12).

Kemudian, pembangunan tower apartemen di proyek Twosenopati, Senopati. Pihaknya akan meluncurkan tower pertama berjumlah 114 unit.

"Kami juga akan meluncurkan tower kedua pada tahun depan, namun peluncurannya akan melihat kondisi ekonomi lebih lanjut," papar Loemonggo.

Total investasi untuk proyek ini menelan investasi sekitar Rp 900 miliar. Dana tersebut termasuk untuk pembelian lahan.

Proyek TBS dan Twosenopati itu akan diluncurkan pada pada Februari 2017. Sedangkan untuk pembangunan akan dimulai pada Juni. Apartemen di kawasan TBS akan ditawarkan di kisaran Rp 35 juta per meter persegi. Adapun untuk apartemen di kawasan Senopati dijual lebih mahal seharga Rp 55 juta per meter persegi.

Tahun depan, perusahaan juga akan meluncurkan proyek Andara Living di Depok, Jawa Barat. Proyek ini menelan investasi berkisar Rp 2 triliun hingga Rp 3 triliun. Andara living akan dibangun apartemen sebanyak enam tower. Pembangunan akan dilakukan secara bertahap dengan total jumlah unit yang ditawarkan mencapai 2.000 unit.

"Proyek ini masih dalam perencanaan dan akan diluncurkan pada pertengahan tahun depan," papar Loemongga.

How this model quit the industry and became a real estate mogul

Loemongga is the type of multihyphenate you may not know exists

 

Adele, Björk, Bono, Cher, Drake, Eminem, Enya, Iman, Liberace, Madonna, Pink, Prince, Rihanna, Shakira, Sting, Twiggy — there can only be one of these personages.

In Indonesia, there can only be one Loemongga.

Loemongga Haoemasan, known to many Indonesians only as Loemongga, worked the television circuit, walked runways, and covered various magazines in the 1990s. Now the former model and broadcast personality’s star is radiating in a different wattage. As president director of PT Asiana Lintas Development, Loemongga oversees some of the archipelago’s biggest real estate projects, including Senopati Suites and Nirvana Residence in Jakarta and Biu Biu in Jimbaran, Bali.

A graduate of Boston College in Massachusetts with a major in finance, the Bandung-born entreprenuer paid her dues as a banker with ING Barings before she embarked on property development. Her radical career change has not gone unnoticed. Loemongga was named one of the “Most Inspiring Women” last year by Forbes Indonesia.

We had a chance to speak with the cerebral multihyphenate at the 2016 South East Asia Property Awards last month in Singapore.

It’s the question on everyone’s mind: Why the move from the entertainment industry to the real estate sector?

I’ve always been interested in real estate, in design to be exact. Although I studied finance and I worked as a banker for a while, I always had an interest in architecture and design. The entertainment industry was something of a hobby. It was never really the focus. After I graduated from college, I worked as a banker. During that time, the majority of my clients were real estate developers, and I exchanged information with them. It gave me the interest to explore property. Entertainment was really not a profession. It was more of a hobby, which I did during my spare time.

Any chance of you going back?

The time was never friendly. I’m lucky enough to have been asked to participate in a number of programs but because of the work that is very demanding right now, I’m never going to have the time. If I have the chance, then I would love to go back, once in a while, just to reminisce the old times.

Now yours is a very inspiring story, especially among women. What advice do you have for women hoping to penetrate a sector that has traditionally been male-dominated?

It’s quite cliché, but we’d just have to be confident. If you know that what you’re doing is correct — just be confident. If you love what you do, it doesn’t matter if it’s a male-dominated or female-dominated industry.

But I personally think that as a female, you have a different eye than men when you build properties. That gives added value to the product itself because we’re very specific and we focus on details. And we know exactly how to make a home or space more comfortable. I think it’s just the nature of females, and that adds to the value of the projects. That has been my experience.

What do you look forward to in the next phases of Indonesia’s tax amnesty?

As Indonesians, we are all hoping that the number of people declaring their undeclared wealth will be a lot, and that the amount will surpass the target and expectations. Then hopefully we’ll see investments in property.

Any advice for your celebrity friends?

They have to join the tax amnesty. I think it’s a once-in-a-lifetime opportunity because it doesn’t happen every year. It might not happen again in ten years even. This is a chance to clear the past and start afresh. The next time you want to invest, you won’t have concerns; you’ve declared everything. You can start planning on your new declared finances. It’s a great chance for every Indonesian. They should join because it’s a golden opportunity. We should all make use of this.

What’s your outlook for the Indonesian market next year?

I believe it will be much better than now because of the repatriated money from the tax amnesty. The funds definitely will be invested rather than just be put in banks. It would be wise to invest in the different sectors that we have in Indonesia, and property will be one of those. We will see economic growth better than this year, and hopefully it will reach 6 percent.

Source : http://www.property-report.com/how-this-model-quit-the-industry-and-became-a-real-estate-mogul/

Asiana Group Fokus Sasar Ceruk Pasar Milenial

Satu dekade melintang di industri properti tanah air, tak membuat pendiri sekaligus Presiden Direktur Asiana Group Loemongga Haoemasan semakin agresif menyasar pasar. Langkahnya dalam mengembangkan proyek selalu dilandasi potensi permintaan dan tidak meninggalkan desain yang sedang tren.

Menurut Mongga, sapaan akrab perempuan yang baru saja meraih penghargaan Most Inspiring Women 2016 versi Forbes Indonesia dan  100 Business Women of The Year versi Majalah SWA ini, dasar perekonomian Indonesia masih ditopang oleh generasi usia 18 - 35 tahun yang kini santer disebut generasi milenial. Bisnis baru saja berhasil mewawancari lebih lanjut tentang propek perusahaan, berikut petikannya:

 

A: Bagaimana Asiana melihat prospek industri properti saat ini?

Q: Properti Indonesia terus berkembang, tetapi perekonomian global yang sedang lesu mau tidak mau memengaruhi investor maupun calon konsumen dalam membelanjakan dananya. Namun, kami melihat terdapat karakter yang mulai berubah pada masyarakat.

2005 lalu, proyek apartemen pertama saya dan dua rekan, Nirvana di Kemang, masyarakat masih membeli sebagai produk investasi yang nantinya dapat disewakan pada eksapatriat misalnya, tetapi semakin kesini masyarakat pun menyadari akan tren vertikal. Artinya apartemen kian menjadi alternatif masyarakat untuk memiliki hunian di kota akibat lahan yang semakin mahal.

Hal itu terbukti dengan proyek perdana yang di bawah bendera Asiana Group yakni Senopati Suites menara 1, 2, dan 3 yang laris dipasaran dengan masyorita pembeli adalah penghuni pertama.

Perusahaan juga melihat basis perekonomian Indonesia masih terletak pada generasi milenial yang produktif. Generasi tersebut tak bisa dipisahkan dari dunia digital yang akhirnya membawa mereka pada industri kreatif.

Kondisi tersebut membawa generasi milenial ini pada kebutuhan-kebutuhan primer dari hasil usahanya menjadi wirausaha muda. Nah, saat ini mereka yang sedang menjadi fokus kami. Kami akan masuk mengakomodir kebutuhan properti baik ruang perkantoran dan hunian para generasi milenial.

A: Proyek apa saja yang sudah disiapkan?

Q: 2017 nanti kami rencanakan sejumlah proyek baru, yakni kawasan terpadu TBS di kawasan TB. Simatupang dan Twosenopati hasil konsorsium dengan PT Waskita Realty di kawasan Senopati. Keduanya akan kami pasarkan serentak pada Februari mendatang.

Kami telah siapkan nilai investasi Rp1,8 triliun atau Rp900 miliar untuk setiap proyek di atas. Jumlah tersebut sudah termasuk hasil pembelian tanah.

Proyek Twosenopati, Asiana Group menggunakan firma desain global Woods Bagot yang terkenal dengan proyek gedung pencakar langit di Taipei, Taipei 101, dan Grosvenor House Apartments di London, Inggris.

Sedangkan TBS di kawasan TB. Simatupang akan khusus diperuntukkan bagi generasi milenial pemilik bisnis sendiri maupun para profesional seperti notaris. Harga unit apartemen TBS dirancang lebih murah daripada Twosenopati yakni mulai dari Rp 1,2 miliar untuk luas terkecil 35 meter persegi (m2).

Untuk tahap awal pengembangan TBS, perusahaan akan membangun satu menara dengan luas bangunan 18.000 m2 dengan apartemen sebanyak 162 unit dan ruang perkantoran yang merangkum 100 unit.

Sedangkan Twosenopati didesain dua menara, masing-masing terdiri dari 114 unit dengan luas terkecil 80 m2. Perusahaan akan menawarkan dengan harga mulai dari Rp55 juta per m2 atau Rp4 miliar per unit.

Selain itu, kami juga memiliki proyek Andara Living di Depok, Jawa Barat yang nantinya akan menjadi proyek besar Asiana Group dengan 6 menara apartemen di dalamnya. Lalu, kuartal terakhir 2017 mungkin kami juga akan mulai pembangunan hotel di Bali.

A: Berapa target pendapat dari proyek mendatang?

Q: Karena kami pasarkan secara bertahap, paling tidak dua hingga tiga tahun nanti ekspektasi kami dapat mengantongi Rp4 triliun.

A: Sudah berapa besar cadangan lahan milik Asiana?

Q: Kami masih terus melihat potensi lahan yang dapat dikembangkan, saat ini kami masih memiliki 10 hektare di Jakarta Selatan dan 4 hektare di Bali. Kami tidak akan agresif tetapi akan selalu lebih mengutamakan kualitas dan kenyamanan suatu produk.

A:  Lalu, ke depan Asiana ingin menjadi perusahaan properti seperti apa?

Q: Kami akan selalu mengembangkan produk sesuai dengan kebutuhan pasar saat ini. Kami tidak akan fokus pada satu segmen kelas dan produk tertentu saja. Selagi masih mampu mengakomodir kebutuhan banyak segmen kelas, Asiana akan mencoba masuk.

Kami juga bersyukur Asiana Group baru saja dinobatkan sebagai Indonesia Best Boutique Developer pada ajang penghargaan Asia Property Awards 2016 oleh Hansgrohe dan diselenggarakan oleh PropertyGuru Group. Saya juga didaulat mewakili Indonesia di Singapura sebagai panelis dalam ajang South East Asia Property Awards 2016 yang dihelat di Singapura, 23-24 November 2016 lalu.

Artinya usaha kami selama ini tak hanya berhasil mendapat sambutan baik dari konsumen tetapi juga dapat diakui pelaku industri properti lainnya. Tentu ke depan kami masih akan terus memberikan produk-produk berkualitas dengan sentuhan desain berbeda dari yang lainnya.

A: Harapan regulasi pemerintah pada industri properti?

Q: Sejauh ini saya melihat masih baik dan mendukung. Namun, untuk sejumlah ketentuan misalnya kepemilikan asing sebaiknya kembali dikaji ulang. Regulasi yang sudah ada saat ini yaitu diizinkan untuk memiliki dengan status Hak Milik 80 tahun sudah sangat tepat tetapi ketentuan detail seperti diwajibkan tinggal dan bekerja di sini atau masa tenggat penjualan satu tahun tentu membuat orang berfikir ulang untuk melakukan transaksi.

Tak hanya itu, perbankan juga sedang merapatkan keran kredit yang membuat pengembang maupun investor tidak mudah mendapatkan bantuan pembiayaan.

Namun, di samping itu semua pemerintah sudah cukup menunjukkan kinerja yang mendukung seperti perbaikan infrastruktur yang tentu akan lebih meningkatkan nilai properti. Tak hanya itu, kebijakan amnesti pajak pasti akan segera kita rasakan dampaknya paling tidak dalam kuartal I/2017 mendatang.

Profil

Nama: Loemongga Haoemasan

Tempat tanggal lahir: Bandung, 6 September 1973

Pendidikan: Bachelor of Finance, Boston College, Amerika Serikat

Karier : Bankir ING Barings

 

source : http://properti.bisnis.com/read/20161219/107/613432/asiana-group-fokus-sasar-ceruk-pasar-milenial

Loemongga Haoemasan, Pesona Indonesia di Kancah Properti Asia Tenggara

SINGAPURA, KOMPAS.com - Tak ada yang berubah dari sosok satu ini. Masih cantik, menarik, cerdas, dan memesona seperti sewindu silam saat Kompas.com bersua kali pertama dengannya. 

Pesona itu kian kuat kala dia tampil sebagai panelis Forum Indonesia pada perhelatan skala regional South East Asia Property Awards 2016 di Singapura.

Baca: Asiana Group Wakili Indonesia di South East Asia Property Awards 2016

Para peserta forum yang hadir pada acara tersebut dengan tekun mendengarkan pandangannya mengenai sektor properti Indonesia terkini yang dikaitkan dengan kebijakan pengampunan pajak (tax amnesty).

Sebelum itu, beberapa di antara para peserta tersebut bahkan bertukar kartu nama, dan meminta berpose bersama.

Dia adalah Loemongga Haoemasan. Perempuan semampai dengan tinggi 170 sentimeter ini adalah perempuan pengembang satu-satunya yang mewakili Indonesia. 

Kelompok usaha yang dipimpinnya, Asiana Group merupakan pemenang Indonesia Property Awards 2016 untuk kategori "Best Boutique Developer" dan berhak berkompetisi di level Asia Tenggara untuk kategori serupa. 

Kendati kemudian belum beruntung menjadi yang terbaik di Asia Tenggara, namun Loemongga tetap merasa bangga.

"Bangga bisa masuk grand final, dan bersaing dengan para pemenang dari South East Asia," ucap dia.

Berkelas

Persentuhannya dengan dunia properti yang kadung ditahbiskan sangat maskulin ini terjadi pada 2005, saat dia mengembangkan rumah bandar (town house) bertajuk Rumah Cira di Cipinang, Jakarta Timur, dan Rumah Bangka di Jakarta Selatan.

Dua proyek tersebut sukses dan tampil sebagai definisi baru rumah tinggal di Jakarta. Loemongga memang merancang kedua proyek tersebut dengan menonjolkan keunggulan pada desain, kualitas material bangunan, dan karakter Asiana yang mewah lagi elegan.

Prinsip seperti itu pula yang dihadirkannya saat mengembangkan apartemen mewah Nirvana Residence di Kemang, Senopati Suites di kawasan Senopati, serta kelak beberapa proyek teranyarnya seperti TBS di koridor Simatupang, Two Senopati di Senopati, dan Andara Living di Depok.

 

Baca: Asiana Group Bidik Rp 4 Triliun dari Tiga Proyek

"Properti itu bisa dirancang sangat artistik, estetik, tanpa meninggalkan unsur fungsi, dan kokohnya konstruksi. Hal ini merupakan prinsip kami dalam mengembangkan apa pun, baik rumah tapak dan apartemen mewah untuk kelas atas, maupun apartemen untuk kelas menengah-atas," tutur Loemongga pada malam sebelum pemberian penghargaan South East Asia Property Awards 2016.

Karena karakteristiknya inilah, Loemongga dan Asiana dinilai lekat dengan produk-produk properti yang tidak saja mewah, namun berkelas.

Bahkan CEO Leads Property Indonesia Hendra Hartono menganggap produk-produk Asiana punya ciri khas tersendiri.

"Bukan perkara sulit bagi mereka hingga kemudian mampu 'membabat' habis pesaingnya di Indonesia," ucap Hendra.

Dipercaya

Dengan pencapaiannya setelah satu dekade ini, Loemongga punya obsesi membesarkan Asiana Group.

"Besar" tidak hanya dari sisi aset, melainkan juga "besar" dari segi kepercayaan pasar. Untuk itu, dia dan kelompok usahanya akan selalu merawat kepercayaan pasar melalui kultur elan, etos kerja tinggi, inovasi, dan diferensiasi pada produk.

 

Terbukti, kendati belum sebesar raksasa-raksa properti Nasional, Asiana Group telah menorehkan sejumlah rekam jejak yang pantas dicatat yakni Rumah Ampera, Rumah Kemang, di Kemang Timur, Ozone Residence, di Bintaro, Sol Beach House Hotel, di Seminyak, Belva, di Jl Bangka XI.

Kemudian Amaya, di Jatipadang, Dua at Kemang, Kemang , Kalila, Jeruk Purut , Swargha di Ubud, dan Teras Tjilandak.

Sementara untuk properti unggulan lainnya adalah Biu Biu Jimbaran, Bangka Tree, Kemang ID, dan Kailash Jimbaran.

Selain sektor properti, Loemongga juga melakukan diversifikasi usaha di bidang kuliner dengan bendera Soulfood, dan gaya hidup melalui studio kebugaran "Soulbox".

"Ke depan, kami mengintegrasikan Soulfood, dan Soulbox di properti multifungsi yang akan dikembangkan, seperti di TBS koridor Simatupang," tuntas Loemongga.

 

source : http://properti.kompas.com/read/2016/11/25/145358421/loemongga.haoemasan.pesona.indonesia.di.kancah.properti.asia.tenggara

Asiana Group Bidik Rp 4 Triliun dari Tiga Proyek

SINGAPURA, KOMPAS.com - Percaya diri dengan rekam jejak berupa dua properti mewah Nirvana Kemang, dan Senopati Suites, Asiana Group mengincar penjualan Rp 4 triliun.

Nominal sebesar itu berasal dari tiga proyek yang pembangunannya dimulai pada 2017 mendatang.

Proyek pertama adalah Two Senopati di kawasan Senopati, Jakarta Selatan, yang merupakan apartemen mewah.

Proyek berikutnya properti multifungsi (mixed use) TBS yang terdiri dari apartemen, perkantoran, dan ruang ritel di koridor TB Simatupang, Jakarta Selatan. 

Selanjutnya apartemen Andara Living di Depok, Jawa Barat. TBS dan Andara Living ditujukan untuk pasar menengah ke atas.

Baca: Asiana Group Wakili Indonesia di South East Asia Property Awards 2016

Berpalingnya Asiana Group ke kelas menengah atas bukan tanpa kalkulasi yang matang. Ceruk pasar ini terhitung besar dengan jumlah yang terus bertambah.

Presiden Direktur Asiana Group Loemongga Haoemasan menjelaskan, kelas menengah ke atas sangat menjanjikan, seiring tren gaya hidup praktis tinggal di apartemen yang semakin meningkat.

"Kami ingin merambah pasar yang lebih luas, menyusul kesuksesan dua properti mewah perdana di Kemang dan Senopati. Keduanya bisa dianggap sebagai pembentuk reputasi kami, sehingga saat kami menyasar pasar dengan level di bawahnya, pasar dapat menerima dengan antusias," papar Loemongga kepada Kompas.com, usai menjadi panelis Forum Indonesia pada ajang South East Asia Property Awards 2016, Rabu (23/11/2016). 

Mengutip hasil riset Boston Consulting Group (BCG) yang dipublikasikan pada Maret 2013, ekonomi Indonesia yang berkembang pesat telah mendorong sebagian besar penduduknya memasuki kelas menengah-konsumen sejahtera atau middle class-affluent consumer(MAC).

Sebagian besar dari kelompok MAC ini mulai meningkatkan pengeluaran mereka di segmen kunci seperti barang rumah tangga, kendaraan, gaya hidup, dan layanan keuangan.

Ada pun jumlah MAC di Indonesia sekarang sekitar 74 juta orang. Angka ini diprediksi bakal berlipat ganda pada tahun 2020 mendatang dengan jumlah 141 juta orang.

Selama periode itu, sekitar 8 juta dari 9 juta jiwa memasuki kelas menengah setiap tahunnya.

Karena itu, mudah dipahami jika Asiana Group yang dibentuk pada 2005 silam tersebut mulai melirik kelas ini. 

Menurut Loemongga, harga penawaran apartemen yang dibuka kepada publik untuk TBS serentang Rp 30 juta hingga Rp 35 juta per meter persegi. 

 

Sementara perkantorannya akan dirancang berbeda dengan konsep konvensional. TBS Offices lebih untuk mengakomodasi industri kreatif, dan perusahaan rintisan, serta perusahaan yang selama ini memilih berkantor di rumah.

"Kami juga menyediakan co-working space yang bisa disewa secara bersama oleh dua hingga beberapa pebisnis," buka Loemongga.

Harga lebih rendah akan diterapkan untuk Andara Living yakni sekitar Rp 24 juta-Rp 25 juta per meter persegi. Luas unit terkecilnya berdimensi 30 meter persegi.

Andara Living berisi enam menara dengan total 4.000 unit. Selain apartemen, Asiana Group juga tengah mempertimbangkan fasilitas pelengkap yakni hotel. 

"Namun, itu masih dalam tahap pembicaraan," sebut Loemongga.

Sedangkan untuk Two Senopati, Loemongga memastikan harganya jauh lebih tinggi ketimbang harga perdana Senopati Suites.

source: http://properti.kompas.com/read/2016/11/24/060000821/asiana.group.bidik.rp.4.triliun.dari.tiga.proyek

Asiana Group Wakili Indonesia di South East Asia Property Awards 2016

JAKARTA, KOMPAS.com - Kendati baru berkiprah sepuluh tahun di sektor properti Nasional, Asiana Group terpilih mewakili Indonesia pada ajang bergengsi South East Asia Property Awards 2016 yang dihelat di Singapura, 23-24 November 2016. 

Kepastian tersebut didapat usai kelompok usaha yang dipimpin Loemongga Haoemasan ini dinobatkan sebagai "The Best Boutique Developer 2016" pada gelaran Indonesia Property Awards 2016.

Kategori ini terhitung baru dan merupakan apresiasi yang diberikan kepada pengembang tertentu dengan ceruk pasar terbatas (niche market).

Marketing Communication Director Asiana Group Reza Nugraha Setiawan menuturkan, Asiana akan berkompetisi dengan pengembang-pengembang Asia Tenggara lainnya untuk kategori yang sama.

Kompetitor yang harus dihadapi Asiana adalah AppleOne Properties, Inc dari Filipina, Green Vision Construction Company Limited dari Myanmar, Mitraland Group dari Malaysia, Siamese Asset Co., Ltd., dari Thailand, dan tuan rumah TBA.

"Namun sebelum itu, diselenggarakan Forum Indonesia. Ibu Loemongga akan tampil sebagai panelis yang akan berbagi informasi mengenai perkembangan sektor properti aktual, dan kebijakan pengampunan pajak," ujar Reza kepada Kompas.com, Selasa (22/11/2016).

Terkait kans untuk memenangi South East Asia Property Awards 2016, Reza dengan realistis mengatakan 50:50. 

"Kami realistis saja, karena masih baru. Sementara pesaingnya bagus-bagus. Namun begitu kami percaya diri berkompetisi dengan mereka," ucap Reza. 

Portofolio

Asiana menggebrak sektor properti Indonesia pada 2005 silam dengan apartemen mewah perdana, Nirvana Kemang, di Jakarta Selatan. 

Nirvana Kemang dirancang dengan desain yang mengakomodasi gaya hidup kalangan atas (high end market). Pasar yang disasar pun tak hanya dalam lingkup domestik, melainkan juga internasional. 

Tak mengherankan, jika harga yang dipatok pada saat itu terhitung tinggi yakni mulai dari Rp 2,5 miliar hingga Rp 8,5 miliar per unit.

Menyusul berturut-turut Senopati Suites Tower 1, Tower 2, dan Tower 3, serta beberapa proyek apartemen baru lainnya yang juga di kawasan Senopati, dan koridor bisnis TB Simatupang, Jakarta Selatan.

Atas kiprah Asiana ini, juri Indonesia Property Awards 2016 Hendra Hartono mengungkapkan penilaiannya. 

"Pilihan mereka atas lokasi-lokasi premium, konsep desain yang membuat nyaman penghuni adalah nilai tambah yang mampu menarik calon pembeli dan investor. Faktor inilah yang membuat mereka menjadi terbaik di Indonesia," kata Hendra.

Menurut Hendra, Asiana punya potensi besar bila tetap fokus pada kriteria dan kelas pasar yang sama yakni atas dan mewah.

 

source : http://properti.kompas.com/read/2016/11/22/210027821/asiana.group.wakili.indonesia.di.south.east.asia.property.awards.2016

8 Apartemen Termahal dan Termewah di Jakarta

JAKARTA, KOMPAS.com - Terdapat suatu persamaan antara apartemen dengan perkantoran dalam aspek harga.

Semakin mendekat ke pusat bisnis atau central business district (CBD) akan kian mahal harganya.

Karena itu, apartemen-apartemen yang dikembangkan di CBD dan sekitarnya, masuk dalam kategori kelas atas atau upper dan mewah (luxury). 

Tipikal yang ditawarkan pun didominasi tipe 3 kamar tidur dan di atasnya. Ini sangat berbeda dengan apartemen menengah-atas dan segmen di bawahnya yang dikuasai oleh tipe 2 kamar tidur ke bawah.

Berikut 8 apartemen termahal dan termewah yang sudah beroperasi di Jakarta:

 

• Keraton Residsence yang ditawarkan seharga Rp 130 juta per meter persegi.
• Pacific Place Residence, Rp 80 juta per meter persegi.
• Capital Residence Tower 1, Rp 75 juta per meter persegi.
• Dharmawangsa Residence, Rp 72 juta per meter persegi.
• Senopati Suite 3, Rp 65 juta per meter persegi.
• Providence Park, Rp 60 juta per meter persegi.
• Raffles Residence, Rp 58 juta per meter persegi.
• Pakubuwono Signature, Rp 43 juta per meter persegi.

 

http://properti.kompas.com/read/2016/06/01/223000221/8.apartemen.termahal.dan.termewah.di.jakarta

Sederet Nama Terkemuka di Industri Properti Tanah Air Menjadi Pemenang Indonesia Property Awards 2016

RumahCom – Sebanyak lebih dari 330 nama yang tak asing lagi di industri real estate, arsitektur dan desain Indonesia, Kamis malam (13/10) berkumpul di Hotel Fairmont, Jakarta, dalam rangka menghadiri ajang Indonesia Property Awards 2016, sebuah acara penganugerahan bergengsi bagi insan properti di Tanah Air.

 

 

DEVELOPER

Best Developer

Winner: PT Intiland Development Tbk

Best Boutique Developer

Winner: Asiana Group

BEST OF THE BEST

Best Commercial Development (Indonesia)

Winner: South Quarter by PT Intiland Development Tbk

Best Housing Development (Indonesia)

Winner: Serenia Hills by PT Intiland Development Tbk

Best Condo Development (Indonesia)

Winner: The Mansion at Le Parc by PT Putragaya Wahana

SPECIAL AWARDS

Special Recognition in CSR

Winner: Sinar Mas Land

Special Recognition in Sustainable Development

Winner: Pacific Century Place

Winner: PT Summarecon Agung Tbk

DEVELOPMENT

Best Luxury Condo Development (Jakarta)

Winner: The Mansion at Le Parc by PT Putragaya Wahana

Highly Commended:

  • Casa Domaine by PT Griyaceria Nusamekar
  • Regent Residences Jakarta by KG Global
  • The Hamilton by PT Intiland Development Tbk

Best High-End Condo Development (Jakarta)

Winner: Synthesis Residence Kemang by Synthesis Development

Best Affordable Condo Development (Jakarta)

Winner: Biz Lofts @ U Residence by PT Supermal Karawaci

Highly Commended:

  • Bassura City by Synthesis Development
  • Casa de Parco by Sinar Mas Land
  • Embarcadero by PT Lippo Karawaci Tbk
  • U Residence Tower 3 by PT Supermal Karawaci

Best Housing Development (Jakarta)

Winner: Serenia Hills by PT Intiland Development Tbk

Highly Commended:

  • Jakarta Garden City (Cluster River Garden) by PT Modernland Realty Tbk
  • Metland Tambun (Cluster Platinum) by PT Metropolitan Land Tbk
  • The Eminent (Clusters: Ingenia, Illustria, Prestigia, Precia, Vivacia) by Sinar Mas Land

Best Residential Development (Lombok)

Winner: Selong Selo Residences by The Selong Selo Group

Highly Commended: The Residences by Terry Magee Development

Best Residential Development (Makassar)

Winner: The St. Moritz Makassar by PT Lippo Karawaci Tbk

Best Residential Development (Surabaya)

Winner: One Icon Residences by PT Pakuwon Jati Tbk

Highly Commended: Capital Square by PT Greenwood Sejahtera Tbk

Best Hotel Development

Winner: Regent Hotel Jakarta by KG Global

Highly Commended: Six Senses Resort Uluwatu Bali by PT Cahaya Warna Prima

Best Retail Development

Winner: PIK Avenue by Agung Sedayu Group

Highly Commended: Metropolitan Mall Cileungsi by PT Metropolitan Land Tbk

 

http://www.rumah.com/berita-properti/2016/10/138209/sederet-nama-terkemuka-di-industri-properti-tanah-air-menjadi-pemenang-indonesia-property-awards-2016

Notable achievers in real estate named Indonesia Property Awards 2016 winners

More than 330 of Indonesia’s leading names in real estate, architecture and design gathered on Thursday night (13 October) at the prestigious Fairmont Jakarta for the annual Indonesia Property Awards 2016, an international event presented by Hansgrohe and organised by PropertyGuru Group, Asia’s leading online property group.

The final stretch of the ASEAN strand of the 11-year-old Asia Property Awards series before moving on to the grand finale in Singapore, the Indonesia Property Awards 2016 named Intiland Development as the year’s Best Developer, beating more than 20 shortlisted companies for the coveted title.

http://www.property-report.com/notable-achievers-in-real-estate-named-indonesia-property-awards-2016-winners/

Asiana Group dinobatkan Best Boutique Developer

Liputan6.com, Jakarta Ajang penghargaan Indonesia Property Awards 2016 kembali digelar. Event akbar di sektor properti tersebut dipersembahkan oleh Hansgrohe dan diselenggarakan oleh PropertyGuru Group.

Para pemenang dalam ajang penghargaan ini dinilai oleh para juri yang merupakan ahli dan veteran di sektor properti, yang diketuai oleh CEO PT Leads Property Service Indonesia Hendra Hartono.

Berikut daftar pemenang dalam Indonesia Property Awards 2016:

1. Developer
- Best Developer : PT Intiland Development Tbk
- Best Boutique Developer: Asiana Group

2. Best of The Best
- Best Commercial Development : South Quarter by PT Intiland Development Tbk
- Best Housing Development : Serenia Hills by PT Intiland Development Tbk
- Best Condo Development : The Mansion at Le Parc by PT Putragaya Wahana

3. Special Awards
- Special Recognition in CSR : Sinar Mas Land
- Special Recognition in Sustainable Development : Pacific Century Place dan PT Summarecon Agung Tbk

4. Development
- Best Luxury Condo Development (area Jakarta) : ‎The Mansion at Le Parc by PT Putragaya Wahana
- Best High-End Condo Development (area Jakarta) : Synthesis Residence Kemang by Synthesis Development
- Best Affordable Condo Development (area Jakarta) : Biz Lofts @ U Residence by PT Supermal Karawaci
- Best Housing Development (area Jakarta)‎ : Serenia Hilss by PT Intiland Development Tbk
- Best Residential Development (area Lombok) : ‎Selong Selo Residences by The Selong Selo Group
- Best Residential ‎Development (area Makassar) : The St Moritz Makassar by PT Lippo Karawaci Tbk
- Best Residential Development (area Surabaya) : One Icon Residences by PT Pakuwon Jati Tbk
- Best Hotel Development : Regent Hotel Jakarta by KG Global
- Best Retail Development : PIK Avenue by Agung Sedayu Group
- Best Office Development : South Quarter by PT Intiland Development Tbk
- Best Green Development : ‎Thamrin Nine Tower 1 by PT Putragaya Wahana
‎- Best Government Development : The New Australia Embassy Jakarta

5. Design
- Best High-Rise Residential Architectural Design : Casa Domaine by PT Griyaceria Nusamekar
- Best Mid-Rise Residential Architectural Design : The Mansion at Le Parc by PT Putragaya Wahana
- Best Landed Houses‎ Residential Architectural Design : Selong Selo Residences by The Selong Selo Group
‎- Best Residential Interior Design : The Mansion at Le Parc by PT Putragaya Wahana
- Best Retail Architectural Design Retail : The Breese Lifestyle Center by Sinar Mas Land
- Best Office Architectural Design : South Quarter by PT Intiland Development Tbk
- Best Hotel Architectural Design : Six Senses Resort Uluwatu Bali by PT Cahaya Warna Prima
- Best Hotel Interior Design : Six Senses Resort Uluwatu Bali by PT Cahaya Warna Prima
- Best Landscape Architectural Design : The New Australia Embassy Jakarta

6. Publisher's Choice
- Real Estate Personality of The Year : Director of Property and Business Development PT Summarecon Agung Herman Nagaria.

 

http://bisnis.liputan6.com/read/2625783/ini-daftar-pemenang-indonesia-property-awards-2016?utm_source=Desktop&utm_medium=facebook&utm_campaign=Share_Top